INTER MILAN DI RUMORKAN TELAH DAPATKAN RADJA NAINGGOLAN

Kabar transfer terbaru datang dari Serie A yang mengaitkan gelandang professional AS Roma, Radja Nainggolan yang di rumorkan telah menyepakati kontrak dengan Inter Milan.

Di lansir dari salah satu media olah raga di negeri itu, pemain berkebangsaan Belgia ini di yakini akan segera pindah ke Inter dengan nilai penjualan berkisar di 29 juta Euro plus di sertai pemain depan muda, Nicolo Zainolo.

Nama terakhir yang di sebutkan merupakan striker handal milik Inter Milan Junior. Bomber muda berusia 19 tahun ini telah mampu menjaringkan 14 gol dan membuat 10 assist dari 34 penampilan bersama dengan tim junior.

Dari rumor yang berkembang, kedua kubu tersebut telah mencapai kesepakatan untuk nama Nainggolan dan pengumuman resminya ke Inter Milan baru akan di publikasikan pada 1 Juli 2018. Pemain tengah berdarah Batak ini tertarik untuk pindah ke Giuseppe Meazza karena terdapat sosok mantan pelatihnya di AS Roma, Luciano Spalletti.

Pada masa lalu ketika keduanya masih di bawah bendera Roma, Spalletti lah yang merupakan sosok penting yang berhasil membuat Radja Nainggolan pindah dari Cagliari ke Olimpico Stadium pada musim panas 2014.

Dalam negosiasi yang telah menemui kata sepakat itu tertera bahwa Radja Nainggolan tidak keberatan dengan gaji 4,5 juta Euro per musimnya jika dirinya sudah bergabung ke Inter Milan mulai musim 2018/19.

Kehadiran pemain berusia 30 tahun ini di percaya akan menghadirkan sebuah motivasi tersendiri bagi pemain Inter yang mulai musim depan akan segera bermain di Liga Champions. Pengalaman Nainggolan di kompetisi elit antar klub Eropa itu sendiri tidak perlu di ragukan lagi sebab dirinya turut mengantar Roma sampai dengan babak semi final Liga Champions musim lalu, hingga akhirnya di singkirkan oleh Liverpool.

SANG AYAH TIDAK SENANG ANAKNYA MENJADI CADANGAN DI JUVENTUS

Kekesalan di ungkapkan oleh agen Claudio Marchisio yang mengaku tidak senang dengan perlakuan Juventus terhadap kliennya itu.

Di balik semua kekesalan tersebut, ternyata hal itu di picu oleh kurangnya jatah bermain Marchisio selama membela La Vecchia Signora pada musim 2017/18. Agen yang sekaligus merupakan ayah dari sang pemain, Stefano Marchisio geram melihat perlakuan kurang adil terhadap anaknya.

Gelandang tersebut saat ini sudah berusia 32 tahun dan harus rela posisinya di ambil oleh Sami Khedira, Miralem Pjanic dan Blaise Matuidi. Pada musim lalu, Marchisio hanya mendapat kesempata bermain sebagai starter sebanyak sembilan kali di Serie A Italia, sementara di Liga Champions, dirinya hanya turun selama 19 menit.

Sang ayah menganggap Juve sudah tidak lagi membutuhkan kehadiran anaknya di musim depan. Padahal Stefano begitu berharap anaknya tersebut bisa terus berseragam Juventus hingga memasuki masa pensiunnya.

“Saya tahu Claudio berharap untuk tetap berada di Juventus karena dia tidak ingin pindah dari Turin. Tetapi setelah melihat Juventus menganggapnya sebagai pemain buangan, kini kami harus segera membuat keputusan,” ujar Stefano.

“Kami sudah bisa menilai dan menunggu jawaban dari klub, akan tetapi hingga saat ini dia tetaplah pemain Juventus,” tambahnya.

Komitmen Claudio Marchisio untuk tetap bertahan di Allianz Stadium di karenakan sang pemain lahir di kota Turin. Pemain tengah tersebut sudah menjadi bagian Juve sejak usianya menginjak tujuh tahun. Dia mendapatkan kesempatan untuk masuk ke tim senior dan mendapatkan laga debut pada tahun 2005 tepat dirinya berusia 19 tahun.

Dengan memperlihatkan loyalitas tingginya kepada Juve, Marchisio berniat menghabiskan seluruh karir profesionalnya bersama Si Nyonya Tua. Dirinya sudah membuat 420 penampina bersama dengan Juventus di berbagai ajang kompetisi.

INTER MILAN BERUSAHA KERAS PERTAHANKAN ICARDI DI MUSIM PANAS INI

Usaha Inter Milan untuk mempertahankan pemain bintangnya semakin terasa berat karena berbagai tawaran menggiurkan terus menerus datang untuk menggoda.

Inter yang finish pada empat besar di klasemen akhir Serie A Italia, harus melakukan segala cara untuk memagari Mauro Icardi dari ajakan tim – tim elit Eropa di bursa transfer musim panas ini. Saat ini, Icardi terus di isukan semakin dekat dengan kepindahannya ke Juventus.

Sebenarnya penyerang asal Argentina itu masih mempunyai kontrak bersama dengan Inter sampai dengan tahun 2021. Kendati masih menyisakan tiga musim di Giuseppe Meazza, masa depan Icardi masih belum menemui kepastian.

Dalam satu pekan terakhir ini, beberapa media massa di Italia memuat berita mengenai keseriusan Juve. Juara liga Italia musim ini setuju untuk membayar 50 juta Euro di tambah dengan Gonzalo Higuain. Sementara itu, klausul pelepasan striker gaek Inter tersebut di banderol dengan nilai 110 juta Euro, dan syarat tersebut tidak berlaku bagi klub-klub di Serie A.

Menanggapi rumor – rumor tersebut, Inter Milan melalui halaman resminya menegaskan jika sang kapten akan tetap bertahan di klub sampai dengan masa akhir kontraknya. Melalui CEO nya, Alessandro Antonello, pria tersebut mengatakan bahwa mereka akan melakukan berbagai cara untuk menghalau semua tawaran yang masuk untuk Icardi.

“Kami tidak ingin di pusingkan oleh isu tidak jelas mengenai Icardi karena musim baru saja selesai,” ujar sang CEO.

“Beberapa rencana di musim depan akan mulai kami jalankan begitu jendela transfer di buka. Kami akan mulai berpikir untuk mendatangkan tenaga baru untuk musim depan,” imbuhnya.

Inter Milan yang mulai berlaga di Liga Champions musim depan tentu saja merupakan sebuah motivasi menarik bagi Icardi. Dimana dirinya belum pernah merasakan atmosfer pada kompetisi elit antar klub Eropa tersebut. Kesempatan untuk bermain di Liga Champions akan  menjadi daya tarik Inter untuk membujuk sang kapten agar tetap bertahan.

BANYAK YANG MENDUKUNG BUFFON UNTUK GABUNG PSG

Teka teki masa depan Gianluigi Buffon masih abu – abu sejauh ini. Penjaga gawang Juventus itu telah memutuskan untuk pergi dari klub yang di belanya selama 18 tahun.

Kabar terbaru mengabarkan jika kiper legendaris Italia itu akan melanjutkan karirnya di sepak bola Perancis. Agen Buffon menyebutkan jika kliennya itu besar kemungkinan akan terbang ke Paris untuk melakukan pembicaraan dengan pihak Paris Saint Germain.

Setelah membantu La Vecchia Signora menjuarai gelar Scudetto Serie A Italia pada musim 2017/18 untuk tujuh kali berturut-turut, kiper berjuluk Superman itu akan segera angkat kaki dari Allianz Stadium pada bursa transfer musim panas nanti.

Beberapa bulan terakhir ini banyak yang meyakini jika Buffon akan segera mengakhiri karirnya sebagai penjaga gawang professional mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi. Kiper berusia 40 tahun itu hanya sekali melangsungkan proses transfer dalam karir sepak bolanya, yakni dari Parma ke Juventus.

Silvano Martino, agen dari Buffon membenarkan jika Les Parisiens telah memberikan proposal penawaran untuk kliennya tersebut selama dua musim. Martino juga melihat jika Buffon sangat antusias untuk mencoba petualangan baru di Ligue 1 pada musim depan.

Kabar tersebut ternyata di sambut baik oleh beberapa nama penting di Italia. Salah satunya adalah Lapo Elkann yang merupakan pewaris tunggal keluarga Agnelli, sang pemilik klub Juventus.

“Kami akan senang jika melihatnya bisa bermain di tim sebesar PSG. Saya hanya berharap Gigi bisa menjalaninya dengan baik di sana,” ucap Elkann.

“Saya harus menghormati setiap keputusan yang di buatnya. Saya juga berharap bisa bertemu dengannya lagi di final Liga Champions,” tambahnya.

Kiper bernomor punggung 1 milik PSG, Alphonse Areola sedang ramai menjadi pembicaraan menjelang di bukanya bursa transfer musim panas. Napoli di sebut sebagai calon klub baru penjaga gawang muda tersebut.

Kiper berusia 25 tahun tersebut akan menyertai timnas Perancis untuk bermain di Rusia pada bulan Juni mendatang, namun sebagai pilihan ketiga setelah Hugo Lloris dan Steve Mandanda.

CARLO ANCELOTTI MULAI LATIH NAPOLI PADA MUSIM 2018/19

Menurut beberapa laporan media massa di Italia, Carlo Ancelotti sepertinya sudah melakukan pembicaraan dengan pihak Napoli dan di yakini sudah mencapai kata sepakat.

Mantan pelatih Real Madrid tersebut sepertinya sudah seratus persen menerima tawaran dari Napoli untuk mulai melatih klub tersebut pada musim depan. Menurut sumber terpercaya dari dalam klub, pelatih berusia 58 tahun tersebut akan mendapatkan masa melatih selama dua musim di San Paolo.

Ancelotti akan menggantikan posisi Maurizio Sarri yang di rumorkan sudah semakin dengan kepergiannya. Sarri di beritakan akan pergi ke Chelsea pada musim depan guna menempati kursi manajer yang akan di tinggalkan oleh Antonio Conte.

Manajer The Blues tersebut sepertinya akan di depak pada musim panas nanti setelah hanya mampu mempersembahkan FA Cup pada musim 2017/18 ini dan gagal membawa timnya lolos ke Liga Champions musim depan.

sebuah media massa ternama di ibukota Italia, Roma, mengaku jika Ancelotti telah melakukan perjumpaan dengan presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis pada 23 Mei waktu setempat. Pertemuan kedua sosok tersebut di yakini untuk membicarakan kerja sama di musim depan.

Semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan eks juru taktik Bayern Munich itu telah meluas di kalangan masyarakat Italia. Dalam kontrak pelatihannya, Ancelotti akan menerima pembayaran senilai 6,5 juta Euro per musimnya, serta di berikan kesempatan untuk memperpanjang kontrak di musim ketiganya.

Pelatih yang pernah mempersembahkan gelar La Decima untuk Los Blancos itu pada saat ini tidak mempunyai tempat bernaung setelah di pecat dari Bayern Munich pada September 2017. Ancelotti akan kembali kepada sepak bola Italia setelah pergi dari AC Milan pada tahun 2009.

Dari berbagai pengalaman dan nama besarnya di bidang kepelatihan di ikuti dengan segudan gelar juara yang telah di raihnya di harapkan bisa mendongkrak kembali prestasi Partenopei. Pada musim ini, klub yang bermarkas di San Paolo itu harus berakhir lagi di bawah Juventus sebagai runner up.

Welcome Carlo Ancelotti.

BUFFON SEBUT TIMNYA TIDAK PERNAH DI UNGGULKAN SAAT MELAWAN MILAN

Penjaga gawang Juventus, Gianluigi Buffon menyebutkan jika klub yang di naunginya itu tidak pernah di unggulkan setiap berhadapan dengan AC Milan dalam berbagai ajang.

Ungkapan tersebut di utarakan oleh kapten Juve tersebut menjelang duel partai puncak Coppa Italia yang bakal tersaji di Olimpico Stadium, Roma pada 09 Mei 2018 waktu setempat Italia. Ucapan Buffon itu berdasarkan pengalamannya menjaga gawang La Vecchia Signora selama 17 tahun lamanya.

Terlebih lagi jika Buffon harus mengingat kenangan masa lalunya kala menghadapi AC Milan di final Liga Champions 2003 saat Juve di kandaskan oleh pesaingnya itu melalui babak adu pinalti di Old Trafford.

“Saya telah belajar banyak jika Juve tidak pernah di unggulkan setiap kali melawan Milan sejak 2003 di Manchester.” Ucap Buffon kepada para wartawan.

Sepanjang sejarah Juve, mereka sudah bertemu dengan Milan sebanyak empat kali di pertandingan final. Dari pertemuan tersebut, Juve harus dua kali tersingkir dalam drama adu pinalti, serta dua kemenangan di dapat dari babak tambahan dan sebuah tendangan bebas yang berujung gol.

Akan tetapi, kemampuan kedua kubu tersebut pada saat ini jauh berbeda dengan masa yang di utarakan oleh Buffon. Pada masa sekarang, Juve di dapuk sebagai tim terbaik di sepak bola Italia dalam enam tahun terakhir.

Sementara itu AC Milan selalu jatuh bangun di liga domestik hanya demi berlaga di kompetisi Eropa. Terakhir kalinya Milan lolos ke Liga Champions terjadi pada musim 2013/14. Dan dari empat duel terakhir di Serie A, Juve selalu berhasil membawa pulang angka penuh dari Milan.

Kekalahan terakhir yang di dapat oleh Juve dari Milan terjadi pada ajang Supercoppa Italia di tahun 2016.

POINT YANG BEGITU PENTING BAGI ALLEGRI DAN JUVENTUS

Massimiliano Allegri menyebutkan  bahwa kemenangan atas Inter Milan di Derbi Italia sangatlah penting bagi posisi timnya di klasemen sementara Serie A Italia.

Juventus yang bertandang ke Giuseppe Meazza sukses menjinakkan sang tuan rumah dengan skor akhir 2-3. Tiga point yang di bawa pulang skuad Allegri itu di anggap sangatlah penting untuk memupuk perjalanan mereka dalam merebut gelar juara ke tujuh secara beruntun.

Allegri menganggap pertandingan tadi malam begitu penting lantaran perjuangan anak asuhnya sudah semakin dekat dengan tangga juara Serie A Italia di akhir musim. Pelatih berumur 50 tahun itu mempunyai pandangan tersendiri terkait laga Juve dan Inter.

Menurut sang pelatih, timnya masih tetap bermain konsisten dan disiplin sebelum dua gol mereka tercipta. Setelah dua gol yang berhasil tercipta, anak asuhnya terlihat mengalami penuruan penampilan dalam menghadapi 10 pemain tuan rumah.

Inter Milan memang sudah harus bermain dengan 10 pemain di menit – menit awal. Namun mereka terus memberikan tekanan demi menjaga gengsi di depan pendukung mereka sendiri. Akan tetapi usaha mereka masih belum menemukan jalan keluar lantaran mereka harus tunduk kepada Juve di kandang sendiri.

Allegri yang mengetahui kekuatan Inter bila bermain di markas sendiri sangat bersyukur bisa pulang dengan mencuri tiga point penting. Berkat raihan angka penuh itu, kini Juve bisa bernafas lebih lega lantaran sudah bisa memangkas jarak dengan Napoli untuk merebut posisi teratas di klasemen sementara Liga Italia.

Sebelum kemenangan dramatis ini, Juve hanya berjarak satu point dari Napoli. Allegri sendiri juga yakin jika rival kuatnya itu bisa dengan mudah mengatasi Fiorentina di Artemio Franchi pada Minggu 29 April 2018.

“Seandainya kami gagal memenangkan laga ini, maka kami harus merelakan posisi kami di rebut oleh Napoli karena mereka pasti bisa menang mudah melawan Fiorentina,” ungkap pelatih asal Italia itu.

4 WAKIL DARI LIGA TOP EROPA AKAN SALING MEMBUNUH DI SEMI FINAL LIGA CHAMPIONS

Fase perempat final Liga Champions telah berkesudahan. Tersisa empat tim dari liga-liga berbeda yang berhasil masuk ke babak semi final turnamen tersebut.

AS Roma (Serie A Italia), Bayern Munich (Bundesliga Jerman), Liverpool (Premier League Inggris) dan Real Madrid (La Liga Spanyol). Kejadian ini merupakan hal yang sangat langka dalam sejarah semi final Liga Champions.

Pertemuan empat klub dari negara berbeda di fase semi final Liga Champions merupakan yang pertama kali semenjak tahun 2010. Delapan tahun yang lalu, posisi semi final Liga Champions di tempati oleh Bayern Munich (Jerman), Barcelona (Spanyol), Inter Milan (Italia), dan Olympique Lyon (Perancis).

Dan yang lebih sempurnanya lagi, muncul faktar baru jika ini adalah yang pertama kali dalam sejarah turnamen elit antar klub Eropa bahwa semi final Liga Champions di ikuti empat wakil dari liga-liga terkenal di Eropa, yaitu Premier League Inggris, Bundesliga Jerman, Serie A Italia, dan La Liga Spanyol.

Sekedar informasi untuk pembaca, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Jerman dan Liga Spanyol merupakan empat negara yang mempunyai nilai koefisien UEFA tertinggi. Angka koefisien tersebut di dapatkan dari prestasi-prestasi bagus klub di dalam negara itu ketika mereka menjuarai sebuah ajang antar klub di Eropa.

Untuk undian pertandingan di semi final Liga Champions akan segera di laksanakan pada 13 April 2018 bertempat di Nyon, Swiss. Laga pertama di fase tersebut di jadwalkan akan bermain pada 24 dan 25 April 2018, sedangkan untuk laga leg kedua akan di helat pada 1 dan 2 Mei 2018.

Real Madrid yang berhasil lolos dramatis berkat pinalti Cristiano Ronaldo di menit-menit akhir menjadikan mereka favorit untuk juara Liga Champions di akhir musim nanti. Pasukan Zinedine Zidane itu akan berpeluang untuk mengangkat trofi Liga Champions untuk tiga kali beruntun.

ZIDANE TIDAK AKAN MENOLAK JIKA DI MINTA MELATIH JUVENTUS

Zinedine Zidane mengungkapkan jawaban netralnya ketika di tanya soal peluang dirinya untuk menukangi Juventus pada masa depan.

Pelatih Real Madrid tersebut masih gencar di kaitkan dengan klub lamanya, Juve. Ketika masih berstatus pemain, Zidane memang pernah melambungkan nama besar tim asal Serie A Italia itu pada masa lalu. Kali ini beberapa media membicarakan masa depan Zidane di Santiago Bernabeu yang di rumorkan akan segera angkat kaki.

Zidane memang belum lama menukangi Los Blancos, dia di tunjuk menjadi pelatih di klub tersebut pada Januari 2016 untuk menggeser posisi Rafael Benitez yang tidak mampu memberikan hasil positif ketika menjadi pelatih.

Selama melatih di El Real, sosok pria asal Perancis itu sudah mempersembahkan beberapa trofi gemilang bagi klub hanya dalam waktu singkat. Zidane yang sudah memasuki usia ke 45, telah memenangkan gelar juara La Liga 2016/17 serta dua trofi Liga Champions secara berturut-turut di musim 2015/16 dan 2016/17.

Melihat kesuksesannya menjadi pelatih, Zidane sebenarnya juga merupakan salah satu legenda klub setelah berhasil membantu Real Madrid menjuari berbagai ajang kompetisi dalam kurun waktu 2001 sampai dengan 2006.

Akan tetapi dari kesemuanya itu, Zidane tetap mengaitkan keberhasilannya dengan pengalaman-pengalaman berharga yang pernah dia dapatkan kala berseragam Juventus. Dirinya tidak bisa memungkiri jika kontribusinya untuk Si Nyonya Tua dari 1996 hingga 2001 telah membantu dirinya menjadi pelatih sukses di saat ini.

Meskipun dirinya telah berlabuh di Real Madrid, Zidane mengakui tetap mempunyai ikatan spesial dengan klub lamanya tersebut. Dia juga mengatakan jika mendapat tawaran dari Juve untuk menjadi pelatih, dirinya tidak akan menolak kesempatan bagus itu.

JUVENTUS BERMAIN KACAMATA MELAWAN SPAL 2013

Laga di pekan ke 29 Serie A Italia menghadirkan sebuah kejutan kala tim penghuni papan bawah SPAL 2013 berhasil menahan pemimpin klasemen Juventus.

Laga yang berlangsung di Stadion Paolo Mazza itu berakhir tanpa tercipta gol. Padahal jika menilik dari statistik antara kedua tim itu, pasukan Massimiliano Allegeri tersebu unggul jauh dalam berbagai lini. Terlebih lagi, Juve yang bertandang ke markas SPAL itu tidak mampu mencetak satu gol pun setelah melakukan 10 pencobaan yang empat di antaranya mengarah ke gawang.

Sangat jauh di bandingkan komposisi sang tuan rumah yang tidak ada sama sekali membuat ancaman di depan barisan belakang Juve. Setelah bermain imbang tanpa gol, untuk pertama kali inilah Si Nyonya Tua gagal menjebol gawang lawan pada laga tandang sejak September tahun 2017.

Ketika itu, sang pemuncak klasemen Liga Italia itu tidak berhasil mencetak gol di kandang lawan saat bertandang ke Nou Camp pada bentrokan di Liga Champions melawan Barcelona.

Sejauh ini, Juve sudah puas berada di puncak klasemen sementara Serie A dengan raihan 75 point dari 29 laga yang telah di jalani. Koleksi angka mereka itu berselisih lima point dari Napoli yang mereka geser dari posisi utama.

Sementara itu untuk SPAL yang sukses menahan laju Juve berhasil meraup satu point dari perjumpaan melawan raksasa Italia itu. Mereka berhasil naik satu anak tangga ke peringkat 17, lebih tepatnya berada di atas jurang degradasi yang siap menelan mereka kapan saja.

Kegagalan Juve untuk meraih point penuh di yakini karena faktor kelelahan yang mereka dapati setelah menjalani pertandingan ketat di Liga Champions pada pertengahan pekan lalu.